Minggu, 21 Juni 2015

ikhlas

menyikapi arti dari kata ikhlas..

"bagaimana caraku melupakanmu bila melepasmu tak semudah embun merelakan pagi datang..."

seringkali aku bertanya tentang arti dari kata "kehilangan" bagaimana segala seuatunya terasa begitu tidak adil ketika kita tidak mendapatkan apa yang kita mau. tapi seperti lirik lagu opick "hidup kan terus berjalan berjalan meski penuh dengan tangisan"..mungkin adalah gambaran yang tepat tentang waktu yang menyeret kita untuk terus melangkah walau sebenarnya kita sudah tidak mau melanjutkan..sudah tidak ingin..sudah tidak siap..sudah lelah..tapi kita mendapati diri kita masih saja menjalani hidup ini..terus berada dalam rutinitas sehari-hari kita,,masih perlu makan,,masih  perlu minum..bahkan masih perlu meng uodate status..selamat anda masih hidup...

mungkin sebenarnya waktu tidaklah menyembuhkan..kitalah yang bertambah kebal..kebal saat melihat dia bersama yang lain..kebal saat setiap kenangan datang menghampiri..kebal saat kita sedih dan ada rasa aneh yang menggulung di bagian tengah perut setiap kali mengingat namanya..ya sakitnya mungkin tak pernah pergi kita lah yang bertambah kuat menghadapi sakitnya..sebagaimana tubuh saya rasa hati juga mampu ber adaptasi terhadap semua rasa sakit..lalu kapan sebuah kondisi dikatakan ikhlas??

apakah ketika saya sudah terbiasa dengan rasa sakitnya hal itu dikatakan ikhlas??saya rasa tidak karena saya masih mengharapkannya..masih ingin bersama dia..lalu apakah bila suatu saat nanti saya bisa bersama yang lain itu baru dikatakan ikhlas??saya lebih suka menyebutnya melupakan dan bukan ikhlas..ikhlas tidak terjadi dalam waktu dekat ataupun lambat..ikhlas terjadi bila kita sudah siap..sudah dewasa..sudah matang dan yang pasti sudah rela..ikhlas itu akan hadir saat tuhan berkata sudah waktunya untuk ikhlas..kita tidak pernah tau kapan..

begitu banyak definisi dari kata ikhlas yang saya baca..kerelaan,,kemampuan untuk melepaskan..kepasrahan..semua merujuk pada melepaskan apa yang memang tidak bisa kita miliki..apa yang memang tidak akan pernah menjadi milik kita..apa yang tidak seharusnya kita harapkan akan kita punyai..lalu kadang saya berfikir..apakah ikhlas itu berarti sebuah keputus asaan??karena itu adalah sesuatu yang tidak bisa kita miliki ya sudahlah..kita ikhlas..karena dia sudah pergi yasudahlah kita ikhlaskan saja??apakah seperti itu yang dinamakan ikhlas?jika itu yang disebut ikhlas nurani saya sebagai manusia yang naif dan egois sangat tidak ingin untuk ikhlas..bagaimana mungkin saya melepas seuatu yang sangat saya sayangi,sangat saya cintai..sangat ingin saya miliki..sangat ingin saya bahagiakan bersama saya..saya tidak mgkin ikhlas melepas semua itu..

tapi lagi-lagi,,kata ikhlas menurut saya lebih dari semua itu..ikhlas melebihi semua kerelaan dan penerimaan.."ikhlas adalah sebuah kesadaran bahwa apa yang telah terjadi memang sudah seharusnya terjadi.." kita tidak bisa merubah apa yang telah terjadi,,tapi kita masih bisa merubah apa yang akan terjadi..menjadi lebih baik untuk masa depan kita nanti..kembali pada hakikat kehidupan kita bahwa kita terlahir didunia ini adalah untuk kembali kepadanya..bahwa setiap apa yang dia gariskan itu adalah yang terbaik yang diberikan dia kepada kita..saya tidak ingin berdoa agar saya bisa ikhlas..saya ingin berdoa agar saya menjadi pribadi yang lebih baik lagi..pribadi yang lebih kuat,,pribadi yang lebih sabar,,dan pribadi yang lebih lapang dada..karena sesungguhnya kekecewaan bukanlah sebuah kekecewaan jika saya berhenti memandangnya sebagai sesuatu yang terjadi tidak sesusai dengan keinginan saya.

seringkali saya bertanya bagaimana nasib saya setelah ini..saya sudah kehilangan sumber kebahagiaan saya..saya sudah tidak memiliki jalan untuk kembali kepadanya..saya sudah melihat dia berbahagia dengan yang lain..saya melihat dia menjalani kehidupannya tampa saya dengan sangat baik dan bahagia..lalu bagaimana saya akan menjalani sisa kehidupan saya..ketika dia adalah satu-satunya orang yang paling saya harapkan akan selalu ada bersama saya..lama saya termenung dan terdiam..lama saya berfikir..apa yang akan saya lakukan.,,.saya sudah tidak ingin hidup lagi..hidup saya sudah berakhir,,semua sudah sia-sia..lalu teman saya menegur saya,,dia bilang hidup bukan soal mempertahankan apa yang sudah hancur tapi bagaimana memperbaikinya..

selama ini saya sudah membawa penyesalan-penyesalan saya dalam hidup..saya terus menerus melihat kebelakang dan mengulang-ngulang mantra seandainya..seandainya saya tidak mengatakan putus..seandainya saya tidak menyakiti dia,,seandainya saya tidak egois..seandainya begini..seandainya begitu..lalu setelah mantra seandainya saya mengulang mantra mungkin..mungkin jika saya begini hasilnya tidak akan begini..mungkin jika saya begini...mungkin jika begitu..namun ternyata saya lupa esensi dari hidup..

"bahwa apa yang telah terjadi memang sudah seharusnya terjadi.."

sekarang yang bisa saya lakukan adalah mengubah diri menjadi lebih baik..kembali pada tujuan saya dilahirkan kedunia ini adalah untukDIA yang menciptakan saya..saya tidak berhenti menangisi dia yang sudah pergi dari kehidupan saya itu benar,,saya masih terus menangisi dia,,saya juga masih terus berharap bisa bersama dia suatu hari nanti..tapi saya berhenti menyesali masa lalu..saya berhenti menyakiti diri sendiri dengan terus mengulang-ngulang mantra seandainya dan mungkin..saya menggantinya dengan mantra harus dan sehingga..

saya harus melanjutkan hidup sehingga bila hidup saya berlanjut takdir saya akan berubah..saya harus terus melangkah ke kantor sehingga saya tetap punya uang untuk memenuhi kebutuhan saya sehingga saya bisa terus berdoa untuk perbaikan hidup saya..saya harus terus tersenyum sehingga saya tidak menularkan aura negative terhadap orang-orang disekeliling saya..saya harus berusaha bahagia sehingga bila nanti dia kembali dia akan kembali kepada kebahagiaan yaitu saya.

lalu apakah pada tahap ini saya sudah bisa dikatakan ikhlas?? sekali lagi ikhlas atau tidaknya saya tidak ada yang bisa mengukurnya..bahkan hati saya sendiri tidak mampu menilainya..biarlah tuhan yang menilai apakah apa yang menjadi doa saya ini nanti akan layak bagi saya atau tidak. yang  saya lakukan sekarang adalah memantaskan diri untuk apa yang menjadi doa saya ini. karena kepercayaan dalam agama saya mengajarkan saya untuk percaya pada ketetapan dan ketentuan..dan itu menurut saya kembali kepada konsep awal:

"bahwa apa yang telah terjadi memang sudah seharusnya terjadi.."

                                                                                                                   catatan akhir siang
                                                                                                                       zolly diah ayu